Senin, 05 Maret 2012

Kaderisasi, perlukah?

Assalamu alaikum wr.wb

Saya kali ini hanya ingin sedikit bercerita masalah yang terjadi di kampus saya, yaitu Elektro UNDIP tercinta. Kaderisasi di universitas secara umum pengertiannya adalah "Proses pembiasaan/perubahan siswa menjadi Mahasiswa" (Pidato pembukaan penerimaan mahasiswa baru UNDIP). Yang berarti, siswa itu dididik supaya terbiasa dengan kehidupan di universitas dan tidak lagi menggunakan pola pikir yang sama seperti yang ia gunakan di Sekolah dulu.

Nah, dalam perjalanannya kaderisasi ini tergantung pada kebijakan fakultas masing-masing. Yep, dan kali ini saya akan menyentil masalah internal fakulas saya sendiri. Di elektro, proses kaderisasinya bertujuan membuat para maba kompak dengan angkatan mereka sendiri. Not bad, its good for us!. Nah, lalu kenapa hal ini malah membuat mahasiswa baru menjadi bete, bosan, bahkan ingin pindah dari elektro? kalau bertujuan baik, kenapa harus memakan korban (lol) ?.

Saya berinisiatif tanya pada teman satu angkatan saya, memang bagian apa dari kaderisasi yang membuat kamu males? Rata-rata mereka menjawab pengumpulan (mungkin di fakultas lain istilahnya berbeda, bisa evaluasi, dsb). Lalu apa pengumpulan ini? bagi yang belum tahu, kalau di elektro (ah, rasanya fakultas lain juga) mahasiswa hanya dikumpulkan dalam satu ruangan dan dikondisikan dalam kondisi high-pressure. siapa juga yang nggak bete kalau datang rame-rame cuma buat dimarahi.

Menurut kabar yang saya dengar dari senior dan cerita teman-teman saya , kaderisasi di elektro jauh sebelum angkatan saya jauh lebih parah dari saya. Bahkan saya dapat menyebutnya bullying, dan lingkaran setan itu akan terus berlanjut kecuali jika ada angkatan yang mau memaafkan perbuatan seniornya dulu dan mengganti sistem kaderisasi yang baru.

Lalu memang seperti apa sistem yang sekarang? Kaderisasi (tepatnya saya ingin menyinggung pengumpulan) sekarang mahasiswa hanya dikumpulkan dalam satu ruangan dan dikondisikan dalam kondisi high-pressure. Esensinya memang baik, yaitu melatih kita berpikir dalam situasi tertekan sekalipun. Namun, sistem ini dijalankan terlalu monoton. Dibentak-bentak terus? B*tch please, apa tidak ada esensi lain yang bisa diajarkan dalam pengumpulan tersebut? misalnya melatih ketangkasan otak dengan games yang dimainkan mahasiswa baru satu angkatan? tentunya masih banyak lagi esensi yang bisa dimunculkan dari pengumpulan (yang di elektro dilakukan setiap minggunya di hari selasa).

Walaupun masih banyak lagi kegiatan kaderisasi yang lain yang juga memiliki esensi yang tidak kalah penting.  Saya berpikir bagaimana kegiatan kaderisasi yang lain bisa berjalan? Lha wong tiap minggunya saja bikin males begitu. Intinya kesimpulan dari penulis adalah, kaderisasi itu perlu. Namun masih banyak hal lain yang bisa dikembangkan dari pengumpulan yang merupakan inti utama dari kaderisasi untuk mengkader mahasiswa yang solid, tangguh, dan berprestasi.

Sekiranya ada tulisan saya yang tidak berkenan di hati anda sekalian, saya mohon maaf. Sekali lagi, tulisan ini merupakan opini penulis yang mencoba untuk berlatih menulis. Akhir kata
Wassalamu alaikum wr.wb

0 komentar: